Pagi itu saya bangun dengan perasaan malas luar biasa. Alarm sudah bunyi tiga kali, tapi tetap saja tangan lebih sigap mematikan daripada membuka mata. Akhirnya jam 08.30 baru berhasil bangkit dari kasur, dan itu pun setelah dengar suara tukang bubur ayam lewat di depan rumah.
Biasanya jam segini saya sudah siap-siap kerja, buka laptop, dan mulai ngopi. Tapi hari ini beda. Hari ini saya libur kerja karena bos mendadak sakit dan semua meeting dibatalkan. Harusnya senang ya? Tapi enggak juga. Karena saat saya ke dapur, gas habis. Air galon pun tinggal setengah. Wah, kombo sempurna untuk pagi yang kacau.
Dengan modal rambut acak-acakan dan muka kucel, saya keluar rumah cari sarapan. SYAIR SGP Pilihan jatuh ke warung nasi uduk di ujung gang. Tapi pas sampai sana, “Maaf Mas, udah habis.” Hah?! Jam segini udah habis?
Saya melanjutkan perjalanan seperti pengembara. Warteg tutup, tukang bubur sudah pergi, bahkan penjual gorengan pun belum buka. Akhirnya saya beli mie instan di warung. Tapi pas mau bayar, dompet ketinggalan. Untung si ibu warung langganan dan masih percaya, “Bayar nanti aja, Mas.” Saya pun pulang dengan sekantong mie dan rasa malu.